
Labuhanbatu,
Pada 13 Juni 2025, Israel melancarkan serangan besar-besaran terhadap Iran, dengan target di lebih dari 100 lokasi, termasuk fasilitas nuklir, pangkalan militer, dan area perumahan. Serangan ini, yang diberi kode “Operasi Rising Lion”, dilaporkan telah menyebabkan kerusakan signifikan pada program nuklir Iran dan memakan korban jiwa di kalangan militer dan sipil.
Menurut laporan, beberapa pejabat tinggi Iran terbunuh dalam serangan ini, termasuk Komandan IRGC Hossein Salami dan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Mayor Jenderal Mohammad Bagheri.
Fasilitas nuklir Natanz dan pusat pengayaan uranium di Isfahan rusak parah. Beberapa bangunan perumahan dan fasilitas umum juga terkena dampak serangan.
Amerika Serikat, di bawah pemerintahan Donald Trump, telah menyatakan dukungan untuk tindakan Israel, sementara Rusia dan China mengutuk serangan tersebut. Uni Eropa menyerukan penurunan tensi dan menegaskan bahwa Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir.
Dalam invasi Israel tersebut ke Negara Iran, PM Iran Masoud Pezeshkian terang-terangan mengungkapkan bahwa Iran telah berjanji untuk membalas serangan Israel dan telah meluncurkan rudal balistik dan drone terhadap Israel.
Iran juga mengancam akan menyerang pangkalan militer Amerika, Inggris, dan Perancis jika mereka membantu Israel.